Momen Anggota DPR Bacakan Puisi AA Navis di Peringatan 100 Tahunnya

Diperbarui:2024-11-28 21:32    Jumlah Klik:74

Anggota Komisi X Bonnie TriyanaPeringatan 100 Tahun AA Navis dirayakan dengan pembacaan puisi oleh salah satu pembaca karya-karyanya. Foto: YouTube Badan BahasaJakarta -

Peringatan 100 tahun AA Navis dirayakan dengan pameran hingga diskusi karyanya. Termasuk juga yakni pembacaan puisi AA Navis oleh anggota Komisi X DPR dan sejarawan Bonnie Triyana.

Seperti diketahui, sastrawan yang lahir dengan nama Ali Akbar Navis ini telah meluncurkan karya-karya unik. Gaya bahasa dan alur cerita yang kaya akan kritikan halus membuat pembaca tak bisa lepas membaca.

Baca juga: Pameran 100 Tahun AA Navis: Sebuah Dinding Memori

Karya-karya tersebut juga mengantarkan AA Navis pada berbagai macam penghargaan, mulai dari UNESCO (1967) hingga SEA White Awards dari Pusat Bahasa yang bekerja sama dengan kerajaan Thailand (1992).

Sastrawan berdarah Minangkabau itu tutup usia pada 22 Maret 2003. Kendati demikian, karyanya selalu terkenang hingga saat ini.

Man Rabuka Karya AA Navis

Salah satu pembaca AA Navis datang dari kalangan pejabat publik. Anggota Komisi X DPR, Bonnie Triyana, menceritakan dirinya menemukan karya AA Navis secara tidak sengaja.

Setelah lulus dari bangku perkuliahan, alumnus jurusan sejarah itu kembali ke perpustakaan untuk menjawab rasa penasarannya. Waktu itu Bonnie ingin mencari suatu tokoh dalam cerpen. Namun ia malah menemukan cerpen kontroversial Man Rabuka karya AA Navis.

Baca juga: 100 Tahun AA Navis Diperingati di UNESCO Prancis, Kenalkan Sastra RI ke Dunia

"Diceritakan ada Jamain dan Jamalin. Dua bersaudara," ceritanya pada Seminar Nasional dan Peluncuran Buku Seratus Tahun AA Navis di Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 11, Jakarta, Kamis (28/11/2024).

Meski bersaudara, Jamain dan Jamalin memiliki karakter yang sangat berbeda. Jamalin dikenal senang mabuk-mabukan. Sampai sepeninggalnya, peti mati Jamalin dipenuhi dengan tuak.

Saat waktunya ditanya di alam kubur, Jamalin malah menawarkan tuak kepada malaikat. Pertanyaan "Man robbuka" pun terlupakan.

"Ternyata malaikatnya jadi suka. Sampai kemudian tuaknya habis, malaikat marah. Dia kemudian menendang dua saudara ini tanpa disengaja.Kaki kanannya malaikat menendang Jamain dan Jamalin. Jamalinnya terlempar ke surga, tapi Jamainnya terlempar ke neraka," tutup cerita Bonnie.

Sejak pertemuan dengan cerpen itu, Bonnie mulai membaca karangan AA Navis yang lain. Mulai dari Langit Makin Mendung hingga Robohnya Surau Kami.

Puisi Kenapa Karya AA Navis

Bonnie pun kemudian mulai membacakan puisi AA Navis. Ia menjelaskan, puisi yang diciptakan pada 1948 tersebut berisi gugatan kepada para penguasa atau pejabat publik.

"Jadi ini semacam auto kritik baik buat mereka di sana dan buat diri saya sendiri," ujarnya.

Berikut puisi AA Navis berjudul Kenapa yang dibacakan oleh anggota Komisi X DPR Bonnie Triyana:

Tidakkah tuan dengar segala rintih keluh kesah suara serak oleh tangis panjang waktuTidakkah tuan liat bangkai hidup tinggal kulit pembalut tulang oleh lapar yang dideritaDia telah jauh dilamun ombak nestapa sedang tuan bergembira di benua bahagiaLupakah tuan sumpah dan ikrar kala jabatan mula dipangkuMembela menyantun siapa deritaLupakah tuan jaya yang tiba karena jabatan ciptakan sorga dalam dunia setelah muluk janji yang diberi megah tuan sekarang buta pada yang terangDalam nikmat tuan kini lupa pada janjiDapat tuan bermegah lupa sengaja pada sumpah kenapa

Peringatan AA Navis juga dirayakan dengan Pameran 100 Tahun AA Navis di Perpustakaan Nasional hingga Kamis, 28 November 2024 pukul 15.00 WIB.

20DBeda Manfaat Journaling dengan Menulis dan Mengetik20DBeda Manfaat Journaling dengan Menulis dan Mengetik(nir/twu)

Sebelumnya:Piala Dunia U-17 2023: Penyerang Jerman U-17 Akui Beruntung Bisa Kalahkan Argentina U-17    Selanjutnya:Kemenangan Perdana MU Bersama Ruben Amorim