Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa di sekolah serta ibu hamil dan menyusui rencananya akan diterapkan mulai Januari 2025. MBG ini merupakan program dari Presiden Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Sebelum program ini dimulai, banyak pakar mengingatkan kadar nilai gizi hingga variasi menunya. Dede Nasrullah, pakar kesehatan dari Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menyebut ada lima hal yang harus disiapkan sebelum program dimulai.
Baca juga: Makan Bergizi Gratis Ada di Bawah Badan Gizi Nasional, Kemendikdasmen Jadi MitraBaca juga: Ini Jenis Ikan yang Direncanakan Dipakai untuk Produksi Susu Ikan, Ada Lele!Hal-hal yang Perlu Disiapkan Sebelum MBG Dimulai1. Standar Jenis MakananHal pertama yang harus diperhatikan adalah standar jenis makanan. Menurut Dede, jenis makanan perlu diperhatikan mengingat sasaran penerima program ini tak cuma siswa tapi juga ibu hamil. ibu menyusui, dan balita.
"Jangan sampai nanti jenis makanan yang diberikan tidak sesuai dengan kadar gizi sesuai dengan peruntukannya seperti variasi menu makanan agar anak- anak tidak bosan dan menghabiskan makanannya. Hal ini menjadi penting dikarenakan sasarannya bukan hanya anak- anak akan tetapi juga ibu hamil dan menyusui serta balita," kata Dede dilansir dari laman UM Surabaya, Kamis (31/10/2024).
2. Memastikan Tepat SasaranMBG termasuk program yang mempunyai anggaran besar. Sehingga, menurut Dede penyalurannya harus tepat sasaran.
Ia berharap program ini bisa membantu anak-anak khususnya yang berasal dari pelosok supaya gizinya lebih terpenuhi. Pasalnya, kasus stunting dan kurang gizi banyak ditemukan di daerah tertinggal.
3. Kadar Gizi Harus SesuaiSetelah jenis variasi makanan, kadar gizi dalam makanan pun harus diperhatikan. Sesuai dengan namanya, artinya makanan yang diberikan harus benar-benar mengandung gizi sesuai kebutuhan siswa dan usianya.
Dalam menakar nilai gizinya, menurut Dede akan lebih baik jika melibatkan juga akademisi dari perguruan tinggi. Sehingga tak cuma dari pihak pemerintah saja.
4. Tim Penanganan KhususAgar program bisa lebih efektif, Dede berpendapat bahwa pembentukan tim khusus menjadi penting guna mempermudah koordinasi dengan dinas kesehatan atau terkait.
"Tim khusus ini yang akan mengawasi terkait dengan program ini sampai pada tingkat bagian bawah dan terdistribusi dengan baik,"katanya lagi.
5. Monitoring dan EvaluasiTerakhir adalah monitoring dan evaluasi. Hal ini jelas perlu untuk semua program terlebih MBG termasuk baru.
"Jangan sampai memberikan makanan yang tidak sesuai dengan karakteristik makanan dari daerah yang bersangkutan dan tentu juga harus memperhatikan kadar gizi. Ini menjadi poin untuk membiasakan anak makan makanan tradisional dan lokal yang ada di daerah mereka masing-masing,"pungkas Dede.
Video Gibran Sebut Makan Bergizi Gratis di SMAN 70 Termewah, Ini MenunyaSebelumnya:Tidak ada lagi Selanjutnya:Pesan Kepala Kwarnas di Hari Sumpah Pemuda 2024: Anak Muda Tak Boleh Lupa Sejarah!